Rabu, 12 Oktober 2011

Diduga Aliran Sesat, Pertemuan Warga Dibubarkan

LOMBOK UTARA - Sekelompok masyarakat yang melakukan pertemuan di rumah salah seorang kyai adat di dusun Semokan, desa Sukadana, kecamatan Bayan Lombok Utara, Senin malam (10/10) lalu dibubarkan oleh aparat pemerintah desa  dan masyarakat setempat karena dinilai menjalankan ajaran sesat.
Pertemuan sekelompok masyarakat tersebut dinilai sangat  meresahkan warga, karena diduga  mengajarkan aliran sesat atau dikenal dengan istilah “bedatuan”.

“Ajaran ini biasanya diawali dengan pengobatan ala dukun bahkan muncul beberapa kali di Desa Sukadana. Tahun lalu, salah seorang warga yang bernama Raminem diusir dari Desa Sukadana karena tidak mentaati aturan adat yang berlaku,” kata Kepala Desa Sukadana, Sojati.

Ia menjelaskan, saat itu Raminem tidak mau dilarang mengadakan pesta padahal secara adat tidak diperbolehkan. Konon dia mengaku menerima perintah langsung dari sahabat Nabi Sayyidina Ali bin Abi Tholib, dan pengakuan inilah yang cukup meresahkan warga, sehingga dia diusir dari Kabupaten Lombok Utara. Sementara pertemuan yang terjadi pada malam Senin itu dihadiri oleh salah seorang yang mengaku dari Jawa keturunan leluhur presiden pertama RI Soekarno yang bernama Raden Batara Surya Dilaga.
“Katanya dia keturunan leluhur Soekarno yang memiliki hubungan dengan masyarakat Bayan,” ungkap Sojati.

Karena pertemuan yang dihadiri oleh orang luar itu tanpa sepengetahuan pemerintah desa dan berlangsung pada malam hari, sehingga beberapa kepala dusun dan warga sekitar melaporkannya, ke kepala desa setempat yang kemudian oleh kades bersama, sekdes dan kaur trantib serta ratusan masyarakat sekitar langsung ke lokasi pertemuan.

“Saya sempat terkejut, karena didalam pertemuan itu ada juga hadir oknum Pol PP KLU, dan salah seorang warga yang mengaku keluarga bupati. Setelah ditanya pertemuan tersebut hanya silaturrahmi dan mensosialisasikan sebuah PT. Krisna Lembayung Sejati, yang bergerak di bidang sosial, pertanian dan peternakan,” jelas Sojati.

Seharusnya pertemuan apapun bentuknya, lebih-lebih mensosialisasikan sebuah PT, hendaknya melakukan koordinasi dengan pemerintah desa atau minimal dengan kepala dusun setempat, bukan asal nyelonong begitu saja.

“Kan ada aturan yang harus diikuti, yang membuat warga tidak yakin karena dia mengaku dari keturunan Soekarno,” tambahnya.

Sementara Kaur Trantib Desa Sukadana, Mawa Musbiris membenarkan kejadian tersebut. “Pertemuannya terpaksa kami bubarkan untuk menghindari amukan masa, karena mengingat ajaran bedatuan ini sudah berulang kali terjadi di desa Sukadana dan cukup meresahkan warga,” katanya. Memang sebagian masyarakat ada yang ikut kelompok ini dan seolah-olah anggotanya seperti kena hipnotis. “Apapun yang diminta oleh ketua kelompoknya selalu dikeluarkan. Misalnya dia minta sapi, kambing atau uang, pasti diusahakan sampai dapat kemudian diberikan kepada orang yang mengaku dari keturunan leluhur Soekarno, seolah-olah warga terhipnotis,” jelas Mawa Musbiris.

Menurutnya,  jika orang seperti ini datang kembali, maka pemerintah desa dan warga setempat akan melakukan tindakan tegas, karena kegiatan seperti ini sangat meresahkan masyarakat.

Sementara Kapolres Lombok Barat melalui Kapolsek Bayan, IPDA Kadek Metria, ketika dikonfirmasi terkait masalah tersebut mengaku belum menerima laporan. “Kami belum menerima laporan, namun tetap kita pantau demi keamanan masyarakat,” singkatnya.(in/byn)

4 komentar:

  1. Assalamu'alaikum wr. wb. terimakasih atas informasinya, saya ingin bertanya aapakah benar orang yang bernama Raden Bathara Surya Dilaga yang disebutkan di dlm artikel tersebut bukanlah orang baik-baik, mohon pencerahannya. terimakasih.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum wr. wb. terimakasih atas informasinya, saya ingin bertanya aapakah benar orang yang bernama Raden Bathara Surya Dilaga yang disebutkan di dlm artikel tersebut bukanlah orang baik-baik, mohon pencerahannya. terimakasih.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum wrwb.saya ingin berbagi impormasi..,di tempat saya juga di lombok tengah juga ada aliran yang terasa janggal sekali,mereka berpakaian hitam hitam,berambut gondrong,tdak melaksanakan solat Jumat,konjuga ceritanya gak melakukan solat

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum wrwb.saya ingin berbagi impormasi..,di tempat saya juga di lombok tengah juga ada aliran yang terasa janggal sekali,mereka berpakaian hitam hitam,berambut gondrong,tdak melaksanakan solat Jumat,konjuga ceritanya gak melakukan solat

    BalasHapus

Judul Berita

Mari meraih mimpi untuk menuju kesuksesan