GUMANTAR KLU –“Prosesi ritual Maulid Adat Gumantar tahun ini berlangsung selama dua hari dua malam, dimulai dari Merembun (mengumpulkan) segala hasil bumi (beras,dll) di Bale Beleq (rumah adat). Dalam acara merembun ini dilakukan oleh kaum hawa dengan menggunakan wadah Praras (bakul kecil) dan berpakaian adat,”jelas Rinansah.
Kegiatan berikutnya,lanjut Rinansah adalah Bisok (cuci) Gong Adat sebelum diturunkan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan agenda Bisok Menik (Cuci Beras) yang dilakukan oleh kaum hawa di Lokok Bikuk sekitar 200 meter sebelah barat Dusun Gumantar.
Dalam acara bisok menik ini, menurut Rinansah, tidak berdasarkan Purusa.”Siapa saja boleh melakukannya,”katanya.
Sementara menunggu segala sesuatunya siap, di alun-alun Mesjid Kuno Gumantar masih tetap berlangsung tarian yang menurut bahasa Gumantar disebutnya Migel. Bersamaan dengan itu, di bale beleq, praja mulud juga sedang dipersiapkan.
Kemudian acara selanjutnya menurut Rinansah adalah Tau Lokak sudah siap diberugak bersama sama dengan Pengancang dan berpakaian adat.
“Kalau sudah Tau Lokak sudah siap di Berugak bersama dengan Pengancang, ini berarti prosesi ritual Maulid Adat, akan segera digelar,”terang Rinansah.
Acara dilanjutkan dengan iring-iringan sepasang Praja Mulud menuju Mesjid Kuno, dengan 10 orang laki-laki membawa ancak (dulang terbuat dari bambu) dan 20 pasang wanita mengiring paling depan dengan menggunakan pakaian adat.
“10 laki-laki pembawa ancak ini, langsung naik ke Mesjid Kuno bersama dengan Praja Mulud, sedangkan 20 wanita sebagai pengiring tadi, hanya sampai diluar Mesjid,”kata Rinansah.
‘Puncak akhir dari prosesi ritual Maulid adat Gumantar ini, sama dengan seperti di Bayan, yaitu puncaknya dengan naiknya Praja Mulud ke Mesjid Kuno. Sedangkan kalau di Sesait, puncak Maulid adatnya dengan di naikkannya Nasi Aji di Mesjid Kuno.(Eko).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusoya.. kebetulan juga sekarang saya sedang menulis naskah untuk film CILINAYA.. alangkah luar biasa kalo kita bisa bersama demi lombok utara tercinta..
BalasHapusdari semua tulisan yg saya baca tentang ritual adat budaya lombok utara baek di sini maupun penulis yang laen..sudah bagus namun ada beberapa hal yg harus di perbaeki di antaranya terkait dengan Tata bahasa dan penggunaan frase yang belum maksimal..disini saya menangkap satu hal bahwa penulis muda KLU butuh semacam pendidikan jurnalis..dan jujur saja saya juga masih mau belajar.. bagaimana renten kalau kita bersatu untuk mengetuk pintu pemerintah daerah agar memperhatikan penulis muda yg peduli adat budaya? ini kontak saya 087765221332
BalasHapusoya.. kebetulan juga sekarang saya sedang menulis naskah untuk film CILINAYA.. alangkah luar biasa kalo kita bisa bersama demi lombok utara tercinta..
BalasHapusdari semua tulisan yg saya baca tentang ritual adat budaya lombok utara baek di sini maupun penulis yang laen..sudah bagus namun ada beberapa hal yg harus di perbaeki di antaranya terkait dengan Tata bahasa dan penggunaan frase yang belum maksimal..disini saya menangkap satu hal bahwa penulis muda KLU butuh semacam pendidikan jurnalis..dan jujur saja saya juga masih mau belajar.. bagaimana renten kalau kita bersatu untuk mengetuk pintu pemerintah daerah agar memperhatikan penulis muda yg peduli adat budaya? ini kontak saya 087765221332
BalasHapus