Minggu, 27 Januari 2013

Menjalankan ketentuan awiq-awiq dan menyelesaikan pelanggaran terhadap awiq-awiq adat


Menjalankan ketentuan awiq-awiq dan menyelesaikan pelanggaran terhadap awiq-awiq adat

Sebagai masyarakat yang memegang teguh adat istiadatnya masyarakat adat wet tu tlu dalam menjalani pergaulan hidup bermasyarakat menjalankan sistem nilai yang diyakini. Dalam menjalankan sistem nilai tersebut tentunya harus ada pengurus lembaga adat yang merumuskan, menjalankan, menjaga sistem nilai dan awiq-awiq tersebut sebagai prinsip dasar dalam pergaulannya. Oleh karena itu keberadaan lembaga adat berperan untuk menjalankan aturan dan awiq-awiq adat itu.
Ketentuan awiq-awiq adat merupakan suatu pengaturan yang sifatnya umum mengenai tata pergaulan hidup masyarakat adat. Aturan umum terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan lingkungannya, hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam ghaib.  Dalam aturan yang sifatnya umum ini terdapat beberapa awiq-awiq yang mengatur tentang acara-acara ritual adat, penggunaan lahan, dan aturan mengenai sosial kemasyarakatan dan lain-lain aturan yang sifatnya umum.
Terkait dengan aturan sosial kemasyarakatan dalam masyarakat wet tu tlu. Tentu sebagaimana umumnya dalam kehidupan bermasyarakat pasti pernah terjadi sengketa dalam masyarakat itu. Sengketa ini terjadi baik secara alamiah berdasarkan sifat manusia yang ingin mempunyai kelebihan dari manusia yang lainnya, maupun terjadi karena terjadi tarik ulur kepentingan antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Berbicara pada konteks masyarakat adat tentunya tidak luput pula dari tarik ulur kepentingan antar individu maupun kelompok yang menjadikan ketidakharmonisan dalam masyarakat adat. Secara umum masyarakat di daerah Bayan sebagian besar masih kuat memegang adat istiadat, sehingga jika terjadi sengketa maka yang akan melakukan penuntutan atau keberatan adalah masyarakat umum, karena dirasakan telah melanggar awiq-awiq adat. Dan di lain sisi masyarakat mempunyai rasa tanggung jawab bersama bukan dibebankan kepada perorangan saja. Dalam hal ini peran lembaga adat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada sangat dominan.
Adapun jenis-jenis pelanggaran adat yang terjadi secara umum pada masyarakat adat wet tu tlu, baik diklasifikasikan dalam pelanggaran adat ringan maupun dalam pelanggaran adat berat, yaitu:
1. Ilen Pati
Ilen Pati merupakan suatu perbuatan yang dapat menghilangkan nyawa orang lain baik itu dilakukan dengan kesengajaan ataupun dilakukan dengan kealpaan.
2. Bila Bibir
Bila Bibir adalah membicarakan orang lain dalam hal yang buruk. Yang Bila Bibir antara lain:
a. mengucapkan kata-kata kotor
b. mencaci maki
c. menuduh atau memfitnah orang lain tanpa bukti yang jelas.
3. Bila Mampak
Bila Mampak yaitu suatu perbuatan yang mengakibatkan penderitaan fisik terhadap orang lain ( penganiyaan ). Bila Mampak juga diartikan sebagi perbuatan asusila terhadap perempuan.
4. Bila Gandang
Bila Gandang yaitu terjadinya hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan di luar nikah. Dalam hal ini, masyarakat adat tidak memandang apakah orang yang melakukan hubungan seksual di luar nikah sudah menikah atau belum, apakah perbuatan dilakukan atas dasar suka sama suka atau tidak.
5. Nyedang ( merusak )
Yaitu perbuatan yang dilakukan oleh terhadap barang/ harta benda orang lain atau milik umum yang menimbulkan akibat kerusakan terhadapnya. Pada perbuatan nyedang yang dilakukan terhadap benda-benda yang dimilki oleh masyarakat umum berupa pusaka leluhur disamping mendapat sanksi yang lebih berat juga merupakan perbuatan yang dianggap maliq ( terkutuk ). Dalam kepercayaan masyarakat adat, apabila itu terjadi akan mendatangkan bencana yang tidak hanya ditanggung oleh si pelaku saja, tetapi juga ditanggung oleh semua anggota masyarakat setempat.
6. Bebotoh ( perjudian )
7. Memaling
Yaitu mengambil barang yang bukan miliknya tanpa seizin orang yang memilki barang tesebut dengan niat untuk dimilkinya.
8. Membunuh atau mengambil binatang di wet adat
Masyarakat adat sangat menghormati wet adat, khususnya hutan adat. Semua yang ada di dalam hutan adat tidak boleh diambil tanpa seizin para tuaq lokaq termasuk binatang yang ada dalam hutan adat. Selain orang yang melakukan pelanggaran itu terkena pemaliq, masyarakat adat juga menjatuhkan sanksi/dedosan

Menjalankan ketentuan awiq-awiq dan menyelesaikan pelanggaran terhadap awiq-awiq adat


Menjalankan ketentuan awiq-awiq dan menyelesaikan pelanggaran terhadap awiq-awiq adat

Sebagai masyarakat yang memegang teguh adat istiadatnya masyarakat adat wet tu tlu dalam menjalani pergaulan hidup bermasyarakat menjalankan sistem nilai yang diyakini. Dalam menjalankan sistem nilai tersebut tentunya harus ada pengurus lembaga adat yang merumuskan, menjalankan, menjaga sistem nilai dan awiq-awiq tersebut sebagai prinsip dasar dalam pergaulannya. Oleh karena itu keberadaan lembaga adat berperan untuk menjalankan aturan dan awiq-awiq adat itu.
Ketentuan awiq-awiq adat merupakan suatu pengaturan yang sifatnya umum mengenai tata pergaulan hidup masyarakat adat. Aturan umum terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan lingkungannya, hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam ghaib.  Dalam aturan yang sifatnya umum ini terdapat beberapa awiq-awiq yang mengatur tentang acara-acara ritual adat, penggunaan lahan, dan aturan mengenai sosial kemasyarakatan dan lain-lain aturan yang sifatnya umum.
Terkait dengan aturan sosial kemasyarakatan dalam masyarakat wet tu tlu. Tentu sebagaimana umumnya dalam kehidupan bermasyarakat pasti pernah terjadi sengketa dalam masyarakat itu. Sengketa ini terjadi baik secara alamiah berdasarkan sifat manusia yang ingin mempunyai kelebihan dari manusia yang lainnya, maupun terjadi karena terjadi tarik ulur kepentingan antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Berbicara pada konteks masyarakat adat tentunya tidak luput pula dari tarik ulur kepentingan antar individu maupun kelompok yang menjadikan ketidakharmonisan dalam masyarakat adat. Secara umum masyarakat di daerah Bayan sebagian besar masih kuat memegang adat istiadat, sehingga jika terjadi sengketa maka yang akan melakukan penuntutan atau keberatan adalah masyarakat umum, karena dirasakan telah melanggar awiq-awiq adat. Dan di lain sisi masyarakat mempunyai rasa tanggung jawab bersama bukan dibebankan kepada perorangan saja. Dalam hal ini peran lembaga adat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada sangat dominan.
Adapun jenis-jenis pelanggaran adat yang terjadi secara umum pada masyarakat adat wet tu tlu, baik diklasifikasikan dalam pelanggaran adat ringan maupun dalam pelanggaran adat berat, yaitu:
1. Ilen Pati
Ilen Pati merupakan suatu perbuatan yang dapat menghilangkan nyawa orang lain baik itu dilakukan dengan kesengajaan ataupun dilakukan dengan kealpaan.
2. Bila Bibir
Bila Bibir adalah membicarakan orang lain dalam hal yang buruk. Yang Bila Bibir antara lain:
a. mengucapkan kata-kata kotor
b. mencaci maki
c. menuduh atau memfitnah orang lain tanpa bukti yang jelas.
3. Bila Mampak
Bila Mampak yaitu suatu perbuatan yang mengakibatkan penderitaan fisik terhadap orang lain ( penganiyaan ). Bila Mampak juga diartikan sebagi perbuatan asusila terhadap perempuan.
4. Bila Gandang
Bila Gandang yaitu terjadinya hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan di luar nikah. Dalam hal ini, masyarakat adat tidak memandang apakah orang yang melakukan hubungan seksual di luar nikah sudah menikah atau belum, apakah perbuatan dilakukan atas dasar suka sama suka atau tidak.
5. Nyedang ( merusak )
Yaitu perbuatan yang dilakukan oleh terhadap barang/ harta benda orang lain atau milik umum yang menimbulkan akibat kerusakan terhadapnya. Pada perbuatan nyedang yang dilakukan terhadap benda-benda yang dimilki oleh masyarakat umum berupa pusaka leluhur disamping mendapat sanksi yang lebih berat juga merupakan perbuatan yang dianggap maliq ( terkutuk ). Dalam kepercayaan masyarakat adat, apabila itu terjadi akan mendatangkan bencana yang tidak hanya ditanggung oleh si pelaku saja, tetapi juga ditanggung oleh semua anggota masyarakat setempat.
6. Bebotoh ( perjudian )
7. Memaling
Yaitu mengambil barang yang bukan miliknya tanpa seizin orang yang memilki barang tesebut dengan niat untuk dimilkinya.
8. Membunuh atau mengambil binatang di wet adat
Masyarakat adat sangat menghormati wet adat, khususnya hutan adat. Semua yang ada di dalam hutan adat tidak boleh diambil tanpa seizin para tuaq lokaq termasuk binatang yang ada dalam hutan adat. Selain orang yang melakukan pelanggaran itu terkena pemaliq, masyarakat adat juga menjatuhkan sanksi/dedosan

Fungsi Lembaga Adat Dalam Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Adat Suku Bayan


.Fungsi Lembaga Adat Dalam Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Adat Suku Bayan, sebagai berikut :


a. Melaksanakan Prosesi upacara-upacara ritual adat
Dalam pergaulan sehari-hari komunitas masyarakat adat wet tu tlu Bayan banyak memiliki  prosesi acara adat yang harus dilaksanakan oleh masyarakat adat sesuai dengan ider ( putaran ) adat sebagai wujud eksistensi masyarakat adat dalam mempertahankan adat kebiasaannya. Hal ini merupakan salah satu ciri khas yang tidak dimiliki oleh masyarakat sasak di tempat lainnya. Pada dasarnya Upacara adat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu Adat Gama, Adat Luir gama, Dan Adat Idup det Mate.
Upacara Adat Gama merupakan Upacara-upacara adat yag berhubungan dengan Unsur-unsur Agama, sehingga dalam pelaksanaannya tampak jelas pengaruh dari ajaran-ajaran agama Islam. upacara adat Gama meliputi:
1. Upacara Tahun Alip
Upacara ini merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan untuk memperbaiki masjid kuno dan makam leluhur. Upacara ini dilakukan delapan tahun sekali, tepatnya pada suku pertama dalam sewindu.
2. Upacara Tilawat
upacara tilawat dilakukan setelah perayaan tahun Alip. Upacara ini merupakan rangkaian upacara yang dilaksanakan dengan maksud memohon kepada Tuhan agar diberikan keselamatan diwaktu yang akan datang dan diberikan ampunan atas segala dosa yang telah diperbuat serta diberikan rezki yang melimpah. Dalam upacara tilawat, diadakan pembacaan al Qur’an di dalam Masjid Kuno dengan dihadiri sekurang-kurangnya oleh 44 orang Penghulu atau Kyai Santri.
3. Upacara Lohor Jumat
Upacara ini dilaksanakan dengan tujuan memohon rahmat dan ridho Tuhan agar seluruh makhluk yang ada terhindar dari malapetaka. upacara ini dilakukan tatkala suasana alam atau zaman sedang gawat. misalnya Bencana alam dan segala bentuk bencana lainnya.
4. Muludan ( Maulid )
Muludan merupakan acara yang dilaksanakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
5. Lebaran
Upacara ini digolongkan menjadi tiga, pertama Lebaran Tinggi ( idul Fitri ), dilaksanakan pada tanggal 3 Syawal. kedua, Lebaran Pendek ( idul adha ) dan ketiga lebaran Topat.

Upacara adat Luir Gama merupakan upacara yang diselenggarakan sehubungan dengan terjadinya kemarau panjang atau hujan yang turun secara berlebihan. upacara ini dilakukan setaip tahun sekali, tepatnya pada suku tahun pertama dalam sewindu yaitu ton alip. Adat luir gama dapat digolongkan menjadi dua jenis upacara, yaitu taek lauk dan taek daya. Upacara taek lauk diadakan saat mengalami perubahan musim kemarau sedangkan taek daya diadakan manakala mengalami musim hujan tiap tahunnya. Penyelenggaraan upacara ini dilakukan dengan maksud untuk memohon kepada Tuhan supaya hasil bumi melimpah ruah dan para petani terhindar dari pengaruh buruk pada saat mulai mengolah tanah sawah dan ladang.
Sebelum mengadakan kegiatan pertanian biasanya dilakukan acara membangar, tujuannya untuk mengusir jin jahat agar petani nyaman dalam menggarap lahan pertaniannya. Guna meningkat hasil pertanian, komunitas masyarakat wet tu tlu melaksanakannya dengan dua cara yaitu dengan cara fisik dan spiritual. Upacara spiritual dilakukan dua tahap yaitu upacara yang dimaksudkan yakni upacara yang dilakukan guna memelihara dan menghilangkan penyakit padi, antara lain :
1. Nyelamat Binek
upcara ini merupakan upacara yang dilakukan pada saat padi berumur tujuh hari. upacara ini bertujuan agar bibit yang telah ditanam tumbuh.
2. Nyelamet Lowong.
Nyelamet lowong dilaksanakan pada saat padi berumur 30 hari. Upacara ini diadakan sebagai ungkapan syukur kepada Sepengkula bahwa padi yang sedang ditanam tumbuh dengan baik.
3. Rowah Nunas Sesari.
Upacara ini dilaksanakan pada saat padi mulai berbunga dengan tujuan untuk memohon agar diberkahi sari padi, sehingga hasil panen melimpah.
4. Bedede Lowong
Upacara ini bertujuan untuk memberi epen dowe atau pemilik gaib dengan kalimat-kalimat tertentu yang dinyanyikan dan dilakukan pada saat senja hari.
5. Rowah Beoran/ bau ina.
Upacara ini merupakan kegiatan memetik segenggam padi yang akan dijadikan inan pade ( induk padi ).upacara ini merupakan pendahulu kegiatan panen padi.

Jenis upacara adat yang ketiga adalah adat idup det mate. Sama seperti kebiasaan masyarakat sasak pada umumnya komunitas masyarakat adat wet tu tlu juga mempunyai kebiasaan melakukan beberapa acara yang berkaitan dengan kehidupan dan kematian manusia. Bentuk upacara adat yang berkaitan dengan hidup manusia adalah buang awu atau memedak, mengkombong, ngurisan nyunatan dan perkawinan. Sedangkan dalam peristiwa kematian terdapat berbagai macam upacara adat dalam pengorbanan yang luar biasa karena dianggap sebagai penghormatan terakhir. Setelah proses pemakaman terdapat lagi beberapa upacara yang dilakukan seperti nelung, mituk, nyanga, pelayaran, matang puluhan, nyatus dan nyiu.
 SUKU BAYAN.

peresean


peresean


Rangkaian Ritual Prosesi Maulid Adat Ala Gumantar (1)


GUMANTAR KLU –“Prosesi ritual Maulid Adat Gumantar tahun  ini berlangsung selama dua hari dua malam, dimulai dari Merembun (mengumpulkan) segala hasil bumi (beras,dll) di Bale Beleq (rumah adat). Dalam acara merembun ini dilakukan oleh kaum hawa dengan menggunakan wadah Praras (bakul kecil) dan berpakaian adat,”jelas Rinansah.

Kegiatan berikutnya,lanjut Rinansah adalah Bisok (cuci) Gong Adat sebelum diturunkan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan agenda Bisok Menik (Cuci Beras) yang dilakukan oleh kaum hawa di Lokok Bikuk sekitar 200 meter sebelah barat Dusun Gumantar.

Dalam acara bisok menik ini, menurut Rinansah, tidak berdasarkan Purusa.”Siapa saja boleh melakukannya,”katanya.
Sementara menunggu segala sesuatunya siap, di alun-alun Mesjid Kuno Gumantar masih tetap berlangsung tarian yang menurut bahasa Gumantar disebutnya Migel. Bersamaan dengan itu, di bale beleq, praja mulud juga sedang dipersiapkan.

Kemudian acara selanjutnya menurut Rinansah adalah Tau Lokak sudah siap diberugak bersama sama dengan Pengancang dan berpakaian adat.
“Kalau sudah Tau Lokak sudah siap di Berugak bersama dengan Pengancang, ini berarti prosesi ritual Maulid Adat, akan segera digelar,”terang Rinansah.

Acara dilanjutkan dengan iring-iringan sepasang Praja Mulud menuju Mesjid Kuno, dengan 10 orang laki-laki membawa ancak (dulang terbuat dari bambu) dan 20 pasang wanita mengiring paling depan dengan menggunakan pakaian adat.

“10 laki-laki pembawa ancak ini, langsung naik ke Mesjid Kuno bersama dengan Praja Mulud, sedangkan 20 wanita sebagai  pengiring tadi, hanya sampai diluar Mesjid,”kata Rinansah.

‘Puncak akhir dari prosesi ritual Maulid adat Gumantar ini, sama dengan seperti di Bayan, yaitu puncaknya  dengan naiknya Praja Mulud ke Mesjid Kuno. Sedangkan kalau di Sesait, puncak Maulid adatnya dengan di naikkannya Nasi Aji di Mesjid Kuno.(Eko).

 

Rangkaian Ritual Prosesi Maulid Adat Ala Gumantar (1)


GUMANTAR KLU –“Prosesi ritual Maulid Adat Gumantar tahun  ini berlangsung selama dua hari dua malam, dimulai dari Merembun (mengumpulkan) segala hasil bumi (beras,dll) di Bale Beleq (rumah adat). Dalam acara merembun ini dilakukan oleh kaum hawa dengan menggunakan wadah Praras (bakul kecil) dan berpakaian adat,”jelas Rinansah.

Kegiatan berikutnya,lanjut Rinansah adalah Bisok (cuci) Gong Adat sebelum diturunkan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan agenda Bisok Menik (Cuci Beras) yang dilakukan oleh kaum hawa di Lokok Bikuk sekitar 200 meter sebelah barat Dusun Gumantar.

Dalam acara bisok menik ini, menurut Rinansah, tidak berdasarkan Purusa.”Siapa saja boleh melakukannya,”katanya.
Sementara menunggu segala sesuatunya siap, di alun-alun Mesjid Kuno Gumantar masih tetap berlangsung tarian yang menurut bahasa Gumantar disebutnya Migel. Bersamaan dengan itu, di bale beleq, praja mulud juga sedang dipersiapkan.

Kemudian acara selanjutnya menurut Rinansah adalah Tau Lokak sudah siap diberugak bersama sama dengan Pengancang dan berpakaian adat.
“Kalau sudah Tau Lokak sudah siap di Berugak bersama dengan Pengancang, ini berarti prosesi ritual Maulid Adat, akan segera digelar,”terang Rinansah.

Acara dilanjutkan dengan iring-iringan sepasang Praja Mulud menuju Mesjid Kuno, dengan 10 orang laki-laki membawa ancak (dulang terbuat dari bambu) dan 20 pasang wanita mengiring paling depan dengan menggunakan pakaian adat.

“10 laki-laki pembawa ancak ini, langsung naik ke Mesjid Kuno bersama dengan Praja Mulud, sedangkan 20 wanita sebagai  pengiring tadi, hanya sampai diluar Mesjid,”kata Rinansah.

‘Puncak akhir dari prosesi ritual Maulid adat Gumantar ini, sama dengan seperti di Bayan, yaitu puncaknya  dengan naiknya Praja Mulud ke Mesjid Kuno. Sedangkan kalau di Sesait, puncak Maulid adatnya dengan di naikkannya Nasi Aji di Mesjid Kuno.(Eko).

 

FOTO MAULID ADAT SUKU BAYAN

MAULID ADAT SUKU BAYAN TEMPO DULU
PERSEAN WAKTU MAULID ADAT



PRAJA MULUD SEDANG CUCI BERAS SEGAH
MENUTU MENIK/TUMBUK PADI

LALO BISOK MENIK










Selasa, 08 Januari 2013

Menutup Tahun 2012, Tahun Penuh Perjuangan Buruh


Hari ini kita akan menutup tahun 2012 dan menyongsong tahun baru 2013. Kita akan coba melihat ke belakang sebentar apa-apa saja yang telah kita capai. Walau tidak ada statistik solid yang dapat membacking pernyataan ini, kita-kita yang ada di dalam gerakan buruh dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa tahun ini adalah tahun dimana jumlah pemogokan – dan juga jumlah buruh yang terlibat dalamnya – tidak diragukan lagi adalah yang paling besar sejak runtuhnya rejim Soeharto. Bahkan tidak mustahil kalau melebihi total 10 tahun terakhir, kalau bukan 5 tahun terakhir. Tidak hanya jumlahnya saja, tetapi juga kualitasnya, karena gerakan buruh sudah mulai keluar dari batasan gerbang pabriknya saja dan mulai memperjuangkan tuntutan-tuntutan kesejahteraan rakyat luas. Coba kita ringkas saja gebrakan-gebrakan buruh pada 2012 ini:
- Januari-Februari: jalan Tol-Cikampek dan 7 kawasan industri Bekasi diblokir oleh ribuan buruh
- Maret-April: buruh memimpin gerakan menolak kenaikan BBM dan memukul mundur pemerintah
- Mei: May Day terbesar di Asia, dengan vergadering raksasa hampir 100 ribu buruh di Gelora Bung Karno dimana MPBI diumumkan
- Mei sampai Agustus, gelombangan aksi sweeping pabrik-pabrik yang melanggar ketentuan outsourcing
- Oktober: puncaknya adalah Getok Monas, pemogokan umum pertama buruh Indonesia sejak 1965 dan mungkin terbesar sepanjang sejarah gerakan buruh Indonesia, yang melibatkan sampai 2 juta buruh.
- November-Desember: Gelombang aksi buruh tidak surut dan kian meluas. Para pemilik pabrik merespon dengan mengerahkan massa bayaran, yang dijawab dengan kepalan tangan buruh.
Untuk pertama kalinya kaum buruh menunjukkan dirinya sebagai sebuah kelas di hadapan seluruh bangsa. Tidak heran kalau para kapitalis kelabakan. Tahun ini mungkin adalah tahun dimana Sofjan Wanandi paling sering dikutip oleh media massa. Kita dapat mengatakan, bahwa ada rumus matematika dimana kemunculan Sofjan Wanandi di media massa berbanding lurus dengan tumbuhnya gerakan buruh di Indonesia.
Kaum buruh Indonesia boleh berbangga kalau tahun ini adalah tahunnya mereka. Pencapaian demi pencapaian telah diraihnya, bukan hanya dalam bentuk perubahan-perubahan normatif (status kerja, kenaikan upah, dll.) tetapi di atas segalanya adalah kepercayaan diri. Setelah kepercayaan diri ini dikebiri selama 32 tahun di bawah Soeharto, buruh Indonesia mulai menemukan kembali kepercayaan dirinya. Segala upaya harus dilakukan untuk terus memupuk kepercayaan diri ini, untuk menghancurkan ilusi terburuk di dalam sejarahnya, yakni ilusi bergantung pada orang lain. Seperti halnya buruh membangun organisasi serikat buruhnya untuk berjuang dan tidak mengharapkan pamrih dari para majikan, demikian juga buruh harus membangun kemandirian politiknya. Momentum ini tidak boleh disia-siakan.
Ini teramat penting terutama menyongsong tahun 2013, yakni dimana partai-partai politik akan mulai memburu suara untuk pemilu 2014. Buruh yang mulai menjadi kekuatan politik besar, yang mulai terorganisir dalam jumlah jutaan, akan menjadi rebutan partai-partai politik kapitalis dari berbagai warna, dari yang nasionalis, demokrat, Islam, liberal, dsbnya. Mari kita katakan dengan jelas: tidak ada satupun partai politik hari ini yang layak mendapat dukungan dari kaum buruh! Apa ini berarti kita diam saja berpangku tangan? Tidak! Buruh harus membangun partai politiknya sendiri. Kalau buruh bisa mengorganisir pemogokan umum nasional dan vergadering-vergadering raksasa, lantas apa yang mencegahnya untuk dapat membangun partai politiknya sendiri. Setiap manuver mendukung partai kapitalis ini atau itu, tokoh populis ini atau itu, hanya menjadi alasan untuk terus menunda apa yang seharusnya sudah mulai dilakukan oleh buruh dan serikat-serikatnya hari ini: memulai pembangunan partai buruh.
Apa partai buruh ini bisa dibangun dalam semalam saja? Tidak! Ia harus melalui sebuah proses, tetapi proses ini harus dimulai sekarang dan tidak ditunda lagi.
Tahun 2012 ini memberi satu pelajaran penting juga, bahwa pencapaian-pencapaian terbesar dan terbanyak justru datang dari tangan buruh sendiri. Tidak ada satupun kontrak politik antara buruh dan parpol-parpol dalam 10 tahun terakhir yang membawa satupun kemenangan serius untuk buruh. Buruh menang dengan usahanya sendiri, dengan serikat buruhnya sendiri; bayangkan kalau ia punya partainya sendiri. Kalau memang ada satu dua politisi yang lalu menyuarakan dukungannya kepada aksi-aksi buruh – dan oleh karenanya memberi sedikit bantuan, seperti ekspose di media, suara di parlemen, dan sebagainya – ini hanya karena buruh sendiri sudah bergerak dan dukungan tersebut bersifat sekunder. Tanpanya gerakan buruh tahun ini tetap akan menang.
Bahkan suara-suara dukungan dari para elit politik ini tidak konsisten. Katakanlah Prabowo dengan Gerindranya. Saat Getok Monas, ia mengeluarkan pernyatan mendukung tuntutan buruh. Tetapi tidak lama kemudian, ketika gelombang pemogokan terus berlanjut dan semakin radikal, sang pemimpin Gerindra ini lalu meminta agar buruh jangan menuntut gaji terlalu tinggi. Satu-satunya suara dukungan yang dapat diandalkan oleh buruh adalah suara dukungan dari dalam hatinya sendiri dan dari kawan-kawan buruhnya.
Akan tetapi, dengan semakin tajamnya perjuangan, semakin tajam juga aksi balasan dari kaum kapitalis. Buruh tidak boleh lengah. Akan menjadi kemalangan bagi buruh kalau ia tidak siap menghadapi pukulan balik ini. Menyusul Getok Monas, para pemilik modal mengerahkan massa bayaran. Hanya kelengahan serikat-serikat buruh yang memberikan peluang bagi massa reaksioner ini. Ketika buruh langsung mengorganisir perlawanan, massa bayaran ini pun mundur seribu langkah (baca “Masalah Milisi Pertahanan Buruh”). Apindo pun mengancam akan melakukan lockout nasional (baca “Pukul Balik Lockout dengan Mogok Nasional”) dan juga mengancam akan memecat 1 juta buruh pada awal tahun 2013 karena UMK yang terlalu tinggi. Untuk setiap pabrik yang dilockout, buruh harus menjawab dengan mogok 100 pabrik. Untuk setiap buruh yang dipecat dengan alasan UMK terlalu tinggi, 100 buruh akan mogok. Inilah satu-satunya jawaban yang harus kita berikan.
Akhir kata, radikalisasi buruh Indonesia tahun ini berlangsung dengan latar belakang sistem kapitalisme yang mulai goyah. Kita tinggal menengok ke lembar-lembar koran berita mengenai ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. Tidak ada lagi optimisme di antara para pemilik modal. Krisis di AS dan Eropa, pusat kapitalisme dunia, semakin dalam dan tak terselesaikan. Negeri-negeri ini mengalami defisit anggaran yang begitu besar – karena membailout perusahaan-perusahaan dan bank-bank kapitalis – sehingga satu-satunya cara untuk menanggulangi defisit adalah melakukan pemotongan besar-besaran terhadap anggaran sosial rakyat pekerja (pendidikan, kesehatan, dll.), dana pensiun buruh, dan gaji-gaji pekerja. Namun solusi ini menemui perlawanan dari kaum buruh Eropa. Setiap usaha untuk menyelesaikan kontradiksi ekonomi hanya melahirkan kontradiksi sosial yang baru. Hanya perebutan kekuasaan oleh buruh yang bisa menyelesaikan kegilaan masyarakat kapitalis. Hari ini sudah bukan saatnya lagi ragu akan kekuatan revolusioner buruh dan tugas historis yang menantinya. Semua usaha harus dilakukan untuk menghubungkan perjuangan 

Menutup Tahun 2012, Tahun Penuh Perjuangan Buruh


Hari ini kita akan menutup tahun 2012 dan menyongsong tahun baru 2013. Kita akan coba melihat ke belakang sebentar apa-apa saja yang telah kita capai. Walau tidak ada statistik solid yang dapat membacking pernyataan ini, kita-kita yang ada di dalam gerakan buruh dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa tahun ini adalah tahun dimana jumlah pemogokan – dan juga jumlah buruh yang terlibat dalamnya – tidak diragukan lagi adalah yang paling besar sejak runtuhnya rejim Soeharto. Bahkan tidak mustahil kalau melebihi total 10 tahun terakhir, kalau bukan 5 tahun terakhir. Tidak hanya jumlahnya saja, tetapi juga kualitasnya, karena gerakan buruh sudah mulai keluar dari batasan gerbang pabriknya saja dan mulai memperjuangkan tuntutan-tuntutan kesejahteraan rakyat luas. Coba kita ringkas saja gebrakan-gebrakan buruh pada 2012 ini:
- Januari-Februari: jalan Tol-Cikampek dan 7 kawasan industri Bekasi diblokir oleh ribuan buruh
- Maret-April: buruh memimpin gerakan menolak kenaikan BBM dan memukul mundur pemerintah
- Mei: May Day terbesar di Asia, dengan vergadering raksasa hampir 100 ribu buruh di Gelora Bung Karno dimana MPBI diumumkan
- Mei sampai Agustus, gelombangan aksi sweeping pabrik-pabrik yang melanggar ketentuan outsourcing
- Oktober: puncaknya adalah Getok Monas, pemogokan umum pertama buruh Indonesia sejak 1965 dan mungkin terbesar sepanjang sejarah gerakan buruh Indonesia, yang melibatkan sampai 2 juta buruh.
- November-Desember: Gelombang aksi buruh tidak surut dan kian meluas. Para pemilik pabrik merespon dengan mengerahkan massa bayaran, yang dijawab dengan kepalan tangan buruh.
Untuk pertama kalinya kaum buruh menunjukkan dirinya sebagai sebuah kelas di hadapan seluruh bangsa. Tidak heran kalau para kapitalis kelabakan. Tahun ini mungkin adalah tahun dimana Sofjan Wanandi paling sering dikutip oleh media massa. Kita dapat mengatakan, bahwa ada rumus matematika dimana kemunculan Sofjan Wanandi di media massa berbanding lurus dengan tumbuhnya gerakan buruh di Indonesia.
Kaum buruh Indonesia boleh berbangga kalau tahun ini adalah tahunnya mereka. Pencapaian demi pencapaian telah diraihnya, bukan hanya dalam bentuk perubahan-perubahan normatif (status kerja, kenaikan upah, dll.) tetapi di atas segalanya adalah kepercayaan diri. Setelah kepercayaan diri ini dikebiri selama 32 tahun di bawah Soeharto, buruh Indonesia mulai menemukan kembali kepercayaan dirinya. Segala upaya harus dilakukan untuk terus memupuk kepercayaan diri ini, untuk menghancurkan ilusi terburuk di dalam sejarahnya, yakni ilusi bergantung pada orang lain. Seperti halnya buruh membangun organisasi serikat buruhnya untuk berjuang dan tidak mengharapkan pamrih dari para majikan, demikian juga buruh harus membangun kemandirian politiknya. Momentum ini tidak boleh disia-siakan.
Ini teramat penting terutama menyongsong tahun 2013, yakni dimana partai-partai politik akan mulai memburu suara untuk pemilu 2014. Buruh yang mulai menjadi kekuatan politik besar, yang mulai terorganisir dalam jumlah jutaan, akan menjadi rebutan partai-partai politik kapitalis dari berbagai warna, dari yang nasionalis, demokrat, Islam, liberal, dsbnya. Mari kita katakan dengan jelas: tidak ada satupun partai politik hari ini yang layak mendapat dukungan dari kaum buruh! Apa ini berarti kita diam saja berpangku tangan? Tidak! Buruh harus membangun partai politiknya sendiri. Kalau buruh bisa mengorganisir pemogokan umum nasional dan vergadering-vergadering raksasa, lantas apa yang mencegahnya untuk dapat membangun partai politiknya sendiri. Setiap manuver mendukung partai kapitalis ini atau itu, tokoh populis ini atau itu, hanya menjadi alasan untuk terus menunda apa yang seharusnya sudah mulai dilakukan oleh buruh dan serikat-serikatnya hari ini: memulai pembangunan partai buruh.
Apa partai buruh ini bisa dibangun dalam semalam saja? Tidak! Ia harus melalui sebuah proses, tetapi proses ini harus dimulai sekarang dan tidak ditunda lagi.
Tahun 2012 ini memberi satu pelajaran penting juga, bahwa pencapaian-pencapaian terbesar dan terbanyak justru datang dari tangan buruh sendiri. Tidak ada satupun kontrak politik antara buruh dan parpol-parpol dalam 10 tahun terakhir yang membawa satupun kemenangan serius untuk buruh. Buruh menang dengan usahanya sendiri, dengan serikat buruhnya sendiri; bayangkan kalau ia punya partainya sendiri. Kalau memang ada satu dua politisi yang lalu menyuarakan dukungannya kepada aksi-aksi buruh – dan oleh karenanya memberi sedikit bantuan, seperti ekspose di media, suara di parlemen, dan sebagainya – ini hanya karena buruh sendiri sudah bergerak dan dukungan tersebut bersifat sekunder. Tanpanya gerakan buruh tahun ini tetap akan menang.
Bahkan suara-suara dukungan dari para elit politik ini tidak konsisten. Katakanlah Prabowo dengan Gerindranya. Saat Getok Monas, ia mengeluarkan pernyatan mendukung tuntutan buruh. Tetapi tidak lama kemudian, ketika gelombang pemogokan terus berlanjut dan semakin radikal, sang pemimpin Gerindra ini lalu meminta agar buruh jangan menuntut gaji terlalu tinggi. Satu-satunya suara dukungan yang dapat diandalkan oleh buruh adalah suara dukungan dari dalam hatinya sendiri dan dari kawan-kawan buruhnya.
Akan tetapi, dengan semakin tajamnya perjuangan, semakin tajam juga aksi balasan dari kaum kapitalis. Buruh tidak boleh lengah. Akan menjadi kemalangan bagi buruh kalau ia tidak siap menghadapi pukulan balik ini. Menyusul Getok Monas, para pemilik modal mengerahkan massa bayaran. Hanya kelengahan serikat-serikat buruh yang memberikan peluang bagi massa reaksioner ini. Ketika buruh langsung mengorganisir perlawanan, massa bayaran ini pun mundur seribu langkah (baca “Masalah Milisi Pertahanan Buruh”). Apindo pun mengancam akan melakukan lockout nasional (baca “Pukul Balik Lockout dengan Mogok Nasional”) dan juga mengancam akan memecat 1 juta buruh pada awal tahun 2013 karena UMK yang terlalu tinggi. Untuk setiap pabrik yang dilockout, buruh harus menjawab dengan mogok 100 pabrik. Untuk setiap buruh yang dipecat dengan alasan UMK terlalu tinggi, 100 buruh akan mogok. Inilah satu-satunya jawaban yang harus kita berikan.
Akhir kata, radikalisasi buruh Indonesia tahun ini berlangsung dengan latar belakang sistem kapitalisme yang mulai goyah. Kita tinggal menengok ke lembar-lembar koran berita mengenai ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. Tidak ada lagi optimisme di antara para pemilik modal. Krisis di AS dan Eropa, pusat kapitalisme dunia, semakin dalam dan tak terselesaikan. Negeri-negeri ini mengalami defisit anggaran yang begitu besar – karena membailout perusahaan-perusahaan dan bank-bank kapitalis – sehingga satu-satunya cara untuk menanggulangi defisit adalah melakukan pemotongan besar-besaran terhadap anggaran sosial rakyat pekerja (pendidikan, kesehatan, dll.), dana pensiun buruh, dan gaji-gaji pekerja. Namun solusi ini menemui perlawanan dari kaum buruh Eropa. Setiap usaha untuk menyelesaikan kontradiksi ekonomi hanya melahirkan kontradiksi sosial yang baru. Hanya perebutan kekuasaan oleh buruh yang bisa menyelesaikan kegilaan masyarakat kapitalis. Hari ini sudah bukan saatnya lagi ragu akan kekuatan revolusioner buruh dan tugas historis yang menantinya. Semua usaha harus dilakukan untuk menghubungkan perjuangan 

Menutup Tahun 2012, Tahun Penuh Perjuangan Buruh


Hari ini kita akan menutup tahun 2012 dan menyongsong tahun baru 2013. Kita akan coba melihat ke belakang sebentar apa-apa saja yang telah kita capai. Walau tidak ada statistik solid yang dapat membacking pernyataan ini, kita-kita yang ada di dalam gerakan buruh dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa tahun ini adalah tahun dimana jumlah pemogokan – dan juga jumlah buruh yang terlibat dalamnya – tidak diragukan lagi adalah yang paling besar sejak runtuhnya rejim Soeharto. Bahkan tidak mustahil kalau melebihi total 10 tahun terakhir, kalau bukan 5 tahun terakhir. Tidak hanya jumlahnya saja, tetapi juga kualitasnya, karena gerakan buruh sudah mulai keluar dari batasan gerbang pabriknya saja dan mulai memperjuangkan tuntutan-tuntutan kesejahteraan rakyat luas. Coba kita ringkas saja gebrakan-gebrakan buruh pada 2012 ini:
- Januari-Februari: jalan Tol-Cikampek dan 7 kawasan industri Bekasi diblokir oleh ribuan buruh
- Maret-April: buruh memimpin gerakan menolak kenaikan BBM dan memukul mundur pemerintah
- Mei: May Day terbesar di Asia, dengan vergadering raksasa hampir 100 ribu buruh di Gelora Bung Karno dimana MPBI diumumkan
- Mei sampai Agustus, gelombangan aksi sweeping pabrik-pabrik yang melanggar ketentuan outsourcing
- Oktober: puncaknya adalah Getok Monas, pemogokan umum pertama buruh Indonesia sejak 1965 dan mungkin terbesar sepanjang sejarah gerakan buruh Indonesia, yang melibatkan sampai 2 juta buruh.
- November-Desember: Gelombang aksi buruh tidak surut dan kian meluas. Para pemilik pabrik merespon dengan mengerahkan massa bayaran, yang dijawab dengan kepalan tangan buruh.
Untuk pertama kalinya kaum buruh menunjukkan dirinya sebagai sebuah kelas di hadapan seluruh bangsa. Tidak heran kalau para kapitalis kelabakan. Tahun ini mungkin adalah tahun dimana Sofjan Wanandi paling sering dikutip oleh media massa. Kita dapat mengatakan, bahwa ada rumus matematika dimana kemunculan Sofjan Wanandi di media massa berbanding lurus dengan tumbuhnya gerakan buruh di Indonesia.
Kaum buruh Indonesia boleh berbangga kalau tahun ini adalah tahunnya mereka. Pencapaian demi pencapaian telah diraihnya, bukan hanya dalam bentuk perubahan-perubahan normatif (status kerja, kenaikan upah, dll.) tetapi di atas segalanya adalah kepercayaan diri. Setelah kepercayaan diri ini dikebiri selama 32 tahun di bawah Soeharto, buruh Indonesia mulai menemukan kembali kepercayaan dirinya. Segala upaya harus dilakukan untuk terus memupuk kepercayaan diri ini, untuk menghancurkan ilusi terburuk di dalam sejarahnya, yakni ilusi bergantung pada orang lain. Seperti halnya buruh membangun organisasi serikat buruhnya untuk berjuang dan tidak mengharapkan pamrih dari para majikan, demikian juga buruh harus membangun kemandirian politiknya. Momentum ini tidak boleh disia-siakan.
Ini teramat penting terutama menyongsong tahun 2013, yakni dimana partai-partai politik akan mulai memburu suara untuk pemilu 2014. Buruh yang mulai menjadi kekuatan politik besar, yang mulai terorganisir dalam jumlah jutaan, akan menjadi rebutan partai-partai politik kapitalis dari berbagai warna, dari yang nasionalis, demokrat, Islam, liberal, dsbnya. Mari kita katakan dengan jelas: tidak ada satupun partai politik hari ini yang layak mendapat dukungan dari kaum buruh! Apa ini berarti kita diam saja berpangku tangan? Tidak! Buruh harus membangun partai politiknya sendiri. Kalau buruh bisa mengorganisir pemogokan umum nasional dan vergadering-vergadering raksasa, lantas apa yang mencegahnya untuk dapat membangun partai politiknya sendiri. Setiap manuver mendukung partai kapitalis ini atau itu, tokoh populis ini atau itu, hanya menjadi alasan untuk terus menunda apa yang seharusnya sudah mulai dilakukan oleh buruh dan serikat-serikatnya hari ini: memulai pembangunan partai buruh.
Apa partai buruh ini bisa dibangun dalam semalam saja? Tidak! Ia harus melalui sebuah proses, tetapi proses ini harus dimulai sekarang dan tidak ditunda lagi.
Tahun 2012 ini memberi satu pelajaran penting juga, bahwa pencapaian-pencapaian terbesar dan terbanyak justru datang dari tangan buruh sendiri. Tidak ada satupun kontrak politik antara buruh dan parpol-parpol dalam 10 tahun terakhir yang membawa satupun kemenangan serius untuk buruh. Buruh menang dengan usahanya sendiri, dengan serikat buruhnya sendiri; bayangkan kalau ia punya partainya sendiri. Kalau memang ada satu dua politisi yang lalu menyuarakan dukungannya kepada aksi-aksi buruh – dan oleh karenanya memberi sedikit bantuan, seperti ekspose di media, suara di parlemen, dan sebagainya – ini hanya karena buruh sendiri sudah bergerak dan dukungan tersebut bersifat sekunder. Tanpanya gerakan buruh tahun ini tetap akan menang.
Bahkan suara-suara dukungan dari para elit politik ini tidak konsisten. Katakanlah Prabowo dengan Gerindranya. Saat Getok Monas, ia mengeluarkan pernyatan mendukung tuntutan buruh. Tetapi tidak lama kemudian, ketika gelombang pemogokan terus berlanjut dan semakin radikal, sang pemimpin Gerindra ini lalu meminta agar buruh jangan menuntut gaji terlalu tinggi. Satu-satunya suara dukungan yang dapat diandalkan oleh buruh adalah suara dukungan dari dalam hatinya sendiri dan dari kawan-kawan buruhnya.
Akan tetapi, dengan semakin tajamnya perjuangan, semakin tajam juga aksi balasan dari kaum kapitalis. Buruh tidak boleh lengah. Akan menjadi kemalangan bagi buruh kalau ia tidak siap menghadapi pukulan balik ini. Menyusul Getok Monas, para pemilik modal mengerahkan massa bayaran. Hanya kelengahan serikat-serikat buruh yang memberikan peluang bagi massa reaksioner ini. Ketika buruh langsung mengorganisir perlawanan, massa bayaran ini pun mundur seribu langkah (baca “Masalah Milisi Pertahanan Buruh”). Apindo pun mengancam akan melakukan lockout nasional (baca “Pukul Balik Lockout dengan Mogok Nasional”) dan juga mengancam akan memecat 1 juta buruh pada awal tahun 2013 karena UMK yang terlalu tinggi. Untuk setiap pabrik yang dilockout, buruh harus menjawab dengan mogok 100 pabrik. Untuk setiap buruh yang dipecat dengan alasan UMK terlalu tinggi, 100 buruh akan mogok. Inilah satu-satunya jawaban yang harus kita berikan.
Akhir kata, radikalisasi buruh Indonesia tahun ini berlangsung dengan latar belakang sistem kapitalisme yang mulai goyah. Kita tinggal menengok ke lembar-lembar koran berita mengenai ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. Tidak ada lagi optimisme di antara para pemilik modal. Krisis di AS dan Eropa, pusat kapitalisme dunia, semakin dalam dan tak terselesaikan. Negeri-negeri ini mengalami defisit anggaran yang begitu besar – karena membailout perusahaan-perusahaan dan bank-bank kapitalis – sehingga satu-satunya cara untuk menanggulangi defisit adalah melakukan pemotongan besar-besaran terhadap anggaran sosial rakyat pekerja (pendidikan, kesehatan, dll.), dana pensiun buruh, dan gaji-gaji pekerja. Namun solusi ini menemui perlawanan dari kaum buruh Eropa. Setiap usaha untuk menyelesaikan kontradiksi ekonomi hanya melahirkan kontradiksi sosial yang baru. Hanya perebutan kekuasaan oleh buruh yang bisa menyelesaikan kegilaan masyarakat kapitalis. Hari ini sudah bukan saatnya lagi ragu akan kekuatan revolusioner buruh dan tugas historis yang menantinya. Semua usaha harus dilakukan untuk menghubungkan perjuangan 

Menutup Tahun 2012, Tahun Penuh Perjuangan Buruh


Hari ini kita akan menutup tahun 2012 dan menyongsong tahun baru 2013. Kita akan coba melihat ke belakang sebentar apa-apa saja yang telah kita capai. Walau tidak ada statistik solid yang dapat membacking pernyataan ini, kita-kita yang ada di dalam gerakan buruh dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa tahun ini adalah tahun dimana jumlah pemogokan – dan juga jumlah buruh yang terlibat dalamnya – tidak diragukan lagi adalah yang paling besar sejak runtuhnya rejim Soeharto. Bahkan tidak mustahil kalau melebihi total 10 tahun terakhir, kalau bukan 5 tahun terakhir. Tidak hanya jumlahnya saja, tetapi juga kualitasnya, karena gerakan buruh sudah mulai keluar dari batasan gerbang pabriknya saja dan mulai memperjuangkan tuntutan-tuntutan kesejahteraan rakyat luas. Coba kita ringkas saja gebrakan-gebrakan buruh pada 2012 ini:
- Januari-Februari: jalan Tol-Cikampek dan 7 kawasan industri Bekasi diblokir oleh ribuan buruh
- Maret-April: buruh memimpin gerakan menolak kenaikan BBM dan memukul mundur pemerintah
- Mei: May Day terbesar di Asia, dengan vergadering raksasa hampir 100 ribu buruh di Gelora Bung Karno dimana MPBI diumumkan
- Mei sampai Agustus, gelombangan aksi sweeping pabrik-pabrik yang melanggar ketentuan outsourcing
- Oktober: puncaknya adalah Getok Monas, pemogokan umum pertama buruh Indonesia sejak 1965 dan mungkin terbesar sepanjang sejarah gerakan buruh Indonesia, yang melibatkan sampai 2 juta buruh.
- November-Desember: Gelombang aksi buruh tidak surut dan kian meluas. Para pemilik pabrik merespon dengan mengerahkan massa bayaran, yang dijawab dengan kepalan tangan buruh.
Untuk pertama kalinya kaum buruh menunjukkan dirinya sebagai sebuah kelas di hadapan seluruh bangsa. Tidak heran kalau para kapitalis kelabakan. Tahun ini mungkin adalah tahun dimana Sofjan Wanandi paling sering dikutip oleh media massa. Kita dapat mengatakan, bahwa ada rumus matematika dimana kemunculan Sofjan Wanandi di media massa berbanding lurus dengan tumbuhnya gerakan buruh di Indonesia.
Kaum buruh Indonesia boleh berbangga kalau tahun ini adalah tahunnya mereka. Pencapaian demi pencapaian telah diraihnya, bukan hanya dalam bentuk perubahan-perubahan normatif (status kerja, kenaikan upah, dll.) tetapi di atas segalanya adalah kepercayaan diri. Setelah kepercayaan diri ini dikebiri selama 32 tahun di bawah Soeharto, buruh Indonesia mulai menemukan kembali kepercayaan dirinya. Segala upaya harus dilakukan untuk terus memupuk kepercayaan diri ini, untuk menghancurkan ilusi terburuk di dalam sejarahnya, yakni ilusi bergantung pada orang lain. Seperti halnya buruh membangun organisasi serikat buruhnya untuk berjuang dan tidak mengharapkan pamrih dari para majikan, demikian juga buruh harus membangun kemandirian politiknya. Momentum ini tidak boleh disia-siakan.
Ini teramat penting terutama menyongsong tahun 2013, yakni dimana partai-partai politik akan mulai memburu suara untuk pemilu 2014. Buruh yang mulai menjadi kekuatan politik besar, yang mulai terorganisir dalam jumlah jutaan, akan menjadi rebutan partai-partai politik kapitalis dari berbagai warna, dari yang nasionalis, demokrat, Islam, liberal, dsbnya. Mari kita katakan dengan jelas: tidak ada satupun partai politik hari ini yang layak mendapat dukungan dari kaum buruh! Apa ini berarti kita diam saja berpangku tangan? Tidak! Buruh harus membangun partai politiknya sendiri. Kalau buruh bisa mengorganisir pemogokan umum nasional dan vergadering-vergadering raksasa, lantas apa yang mencegahnya untuk dapat membangun partai politiknya sendiri. Setiap manuver mendukung partai kapitalis ini atau itu, tokoh populis ini atau itu, hanya menjadi alasan untuk terus menunda apa yang seharusnya sudah mulai dilakukan oleh buruh dan serikat-serikatnya hari ini: memulai pembangunan partai buruh.
Apa partai buruh ini bisa dibangun dalam semalam saja? Tidak! Ia harus melalui sebuah proses, tetapi proses ini harus dimulai sekarang dan tidak ditunda lagi.
Tahun 2012 ini memberi satu pelajaran penting juga, bahwa pencapaian-pencapaian terbesar dan terbanyak justru datang dari tangan buruh sendiri. Tidak ada satupun kontrak politik antara buruh dan parpol-parpol dalam 10 tahun terakhir yang membawa satupun kemenangan serius untuk buruh. Buruh menang dengan usahanya sendiri, dengan serikat buruhnya sendiri; bayangkan kalau ia punya partainya sendiri. Kalau memang ada satu dua politisi yang lalu menyuarakan dukungannya kepada aksi-aksi buruh – dan oleh karenanya memberi sedikit bantuan, seperti ekspose di media, suara di parlemen, dan sebagainya – ini hanya karena buruh sendiri sudah bergerak dan dukungan tersebut bersifat sekunder. Tanpanya gerakan buruh tahun ini tetap akan menang.
Bahkan suara-suara dukungan dari para elit politik ini tidak konsisten. Katakanlah Prabowo dengan Gerindranya. Saat Getok Monas, ia mengeluarkan pernyatan mendukung tuntutan buruh. Tetapi tidak lama kemudian, ketika gelombang pemogokan terus berlanjut dan semakin radikal, sang pemimpin Gerindra ini lalu meminta agar buruh jangan menuntut gaji terlalu tinggi. Satu-satunya suara dukungan yang dapat diandalkan oleh buruh adalah suara dukungan dari dalam hatinya sendiri dan dari kawan-kawan buruhnya.
Akan tetapi, dengan semakin tajamnya perjuangan, semakin tajam juga aksi balasan dari kaum kapitalis. Buruh tidak boleh lengah. Akan menjadi kemalangan bagi buruh kalau ia tidak siap menghadapi pukulan balik ini. Menyusul Getok Monas, para pemilik modal mengerahkan massa bayaran. Hanya kelengahan serikat-serikat buruh yang memberikan peluang bagi massa reaksioner ini. Ketika buruh langsung mengorganisir perlawanan, massa bayaran ini pun mundur seribu langkah (baca “Masalah Milisi Pertahanan Buruh”). Apindo pun mengancam akan melakukan lockout nasional (baca “Pukul Balik Lockout dengan Mogok Nasional”) dan juga mengancam akan memecat 1 juta buruh pada awal tahun 2013 karena UMK yang terlalu tinggi. Untuk setiap pabrik yang dilockout, buruh harus menjawab dengan mogok 100 pabrik. Untuk setiap buruh yang dipecat dengan alasan UMK terlalu tinggi, 100 buruh akan mogok. Inilah satu-satunya jawaban yang harus kita berikan.
Akhir kata, radikalisasi buruh Indonesia tahun ini berlangsung dengan latar belakang sistem kapitalisme yang mulai goyah. Kita tinggal menengok ke lembar-lembar koran berita mengenai ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. Tidak ada lagi optimisme di antara para pemilik modal. Krisis di AS dan Eropa, pusat kapitalisme dunia, semakin dalam dan tak terselesaikan. Negeri-negeri ini mengalami defisit anggaran yang begitu besar – karena membailout perusahaan-perusahaan dan bank-bank kapitalis – sehingga satu-satunya cara untuk menanggulangi defisit adalah melakukan pemotongan besar-besaran terhadap anggaran sosial rakyat pekerja (pendidikan, kesehatan, dll.), dana pensiun buruh, dan gaji-gaji pekerja. Namun solusi ini menemui perlawanan dari kaum buruh Eropa. Setiap usaha untuk menyelesaikan kontradiksi ekonomi hanya melahirkan kontradiksi sosial yang baru. Hanya perebutan kekuasaan oleh buruh yang bisa menyelesaikan kegilaan masyarakat kapitalis. Hari ini sudah bukan saatnya lagi ragu akan kekuatan revolusioner buruh dan tugas historis yang menantinya. Semua usaha harus dilakukan untuk menghubungkan perjuangan 

Upah dan Perjuangan Kelas



Upah dan Perjuangan Kelas
Tahun baru selalu mengedepankan satu pertanyaan yang sama pada semua buruh: berapa upah minimum tahun ini? Nasib jutaan buruh terikat oleh pertanyaan ini. Setiap tahun pula serikat-serikat buruh dan organisasi-organisasi kiri disibukkan dengan perjuangan meningkatkan UMR. Di penghujung tahun 2011 kemarin kita saksikan puluhan ribu buruh turun ke jalan dan mogok untuk menuntut kenaikan upah.

Yah, perjuangan kenaikan upah adalah bentuk paling dasar dari perjuangan kelas. Semenjak kapitalisme lahir, dua kelas – kapitalis dan buruh – terus berjuang memperebutkan nilai surplus produksi ini. Kenaikan upah berarti penurunan laba, dan sebaliknya. Buruh menuntut naik gaji; majikan menuntut upah murah. Dalam berbagai bentuk, kadang terbuka dan kadang tertutup, dua kelas ini berbenturan demi tuntutan dasar ini.

Namun tidak selamanya buruh hanya berjuang untuk kenaikan upah. Pada beberapa momen tertentu, buruh menjadi sadar bahwa tidak cukup hanya berjuang untuk upah, sebuah perjuangan yang tidak ada habis-habisnya ini. Buruh sadar bahwa untuk meraih kemenangan akhir mereka harus merebut mesin-mesin dari pemilik pabrik, bank-bank dari para kapitalis, dan tanah-tanah dari tuan tanah besar. Inilah yang dinamakan revolusi sosialis. Dalam sejarah kapitalisme kemenangan mutlak ini bisa dihitung dengan jari. Yang paling megah: Revolusi Rusia 1917, Revolusi Cina 1949, dan Revolusi Kuba 1959.

Perjuangan ekonomi menjadi perjuangan politik ketika buruh sadar bahwa mereka butuh tuas-tuas politik untuk melawan musuh mereka. Serikat buruh, organisasi dasar kaum buruh untuk memperjuangkan kenaikan upah, dirasa oleh buruh tidak lagi memadai untuk kebutuhan perjuangan mereka. Dari sinilah lahir partai politik buruh. Kalau kita lihat semua revolusi yang telah dimenangkan oleh buruh, tidak ada yang menang tanpa kehadiran sebuah partai buruh.

Segera setelah buruh berpartai dan berpolitik, maka matanya pun semakin terbuka pada perjuangan yang lebih luas sifatnya. Perjuangan kemerdekaan kita, misalkan, dirintis oleh kaum buruh rel kereta api dan pegawai pegadaian yang berserikat untuk menuntut penghidupan yang lebih baik dari Belanda. Dipimpin oleh Partai Komunis Indonesia pada tahun 1920an, kaum buruh mulai menggunakan perjuangan kelas bukan hanya untuk menuntut upah lebih tetapi juga menuntut kemerdekaan.

Lewat partai, buruh menjadi lebih terdidik akan 1001 masalah yang dihadapi oleh masyarakat luas ini. Lewat partai yang dibangun dengan tangannya sendiri, buruh pun sadar akan tugas historisnya: memimpin rakyat tertindas lainnya - tani, nelayan, dan kaum miskin kota - untuk menuju sosialisme.  Dengan politik, kaum buruh dapat merealisasikan slogan: buruh berkuasa, rakyat sejahtera! Yah, hanya dengan berkuasanya buruh, secara ekonomi dan politik, maka masalah-masalah pelik yang dihadapi oleh bangsa ini dapat terselesaikan.

Tidak muluk-muluk apa yang ingin diperjuangkan oleh buruh: upah yang lebih baik. Namun, upah, satu tuntutan sederhana ini, dapat mendorong buruh melakukan apa yang tampaknya mustahil: menumbangkan kapitalisme dan membangun sosialisme.

Langgar Sapit, Masjid Peninggalan Wetu Telu


Langgar Sapit. Bangunan bekas Masjid Wetu Telu yang berlokasi di Dusun Montong Kemong Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Akses menuju Sapit ini sangat mudah, apabila anda sering berkunjung ke Suela, lurus saja ke utara (arah Sembalun) dan nanti sebelum gerbang Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) ada pertigaan, ambil kanan dan disitulah Desa Sapit. Sekitar 500 meter dari pusat desa dengan terus mengikuti jalan, dan nanti anda menemukan pertigaan yang kedua, disitulah letak Langgar Sapit yang tidak jauh dari masjid kampung.

Bangunan khas Suku Sasak ini berdiri di tengah-tengah pemukiman warga. Bangunan zaman dahulu yang tergolong semi megah ini masih terjaga kelestariannya oleh masyarakat, hanya saja ritual adat yang sudah mulai berkurang. Bentuk dan karakteristik Langgar Sapit ini persis seperti rumah adat Suku Sasak pada umumnya, hanya saja disematkan sebagai tempat suci oleh warga setempat sampai sekarang dan dijaga oleh pemangku adat setempat.

Menurut mantan Kadus setempat, Bapak Suadi,  Langgar Sapit ini memang benar dahulunya adalah sebuah Masjid Wetu Telu, yang dimana aliran Islam Wetu Telu ini adalah Islam yang pertama kali dianut oleh masyarakat Sasak. Pada saat ini Langgar Sapit ini sudah banyak beralih fungsi yang sebagaimana disebutkan oleh Bapak Suadi, antara lain penggunaan Langgar Sapit ini hanya berlaku di hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW. Di waktu fajar, masyarakat berbondong-bondong membawa Sesajen/Pesajen berupa ancak (wadah makanan yang terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar) berisi nasi dan lauk pauk untuk disematkan dan didoakan dulu di dalam Langgar Sapit ini, setelah itu baru makanan-makanan yang sudah diberi mantra dan doa tersebut dibawa ke masjid kampung dan dibagikan kepada masyarakat. Acara Ngayu-ayu, penggunaan Langgar Sapit ini juga pada saat acara Ngayu-ayu atau acara sejenis ritual meminta hujan yang diiringi dengan musik tradisional Sasak yaitu Gamelan/Gendang Beleq. Ritual Adat untuk meminta doa kesuksesan dalam bertani dan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di dalam Langgar Sapit, terdapat dua kolam halaman depan, konon air di dalam dua kolam tersebut dipercayai bisa menyembuhkan segala macam penyakit dengan cara diminum dan mandi.

Jika anda ingin menginap di Sapit, warga menyediakan dua buah homestay, iya karena memang Sapit ini termasuk desa wisata Lombok Timur. Yuk wisata religi… [abenk]

Judul Berita

Mari meraih mimpi untuk menuju kesuksesan